MURID MERDEKA

 


Jika mendengar kata murid merdeka, apa yang ada dipikiran kita semua?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata murid menunjukkan kata benda (nomina) yang berarti orang (anak) yang sedang berguru (belajar, bersekolah), sedangkan kata merdeka menunjuk pada kata keterangan (adverbia) yang mempunyai tiga makna, yaitu bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri; tidak terkena atau lepas dari tuntutan; dan tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu; leluasa.

Dari sini dapat kita simpulkan, bahwa murid merdeka adalah seorang anak yang sedang berguru/ belajar tanpa adanya paksaan/ ikatan, bebas, dan leluasa mengembangkan minat dan bakatnya. Atau dalam definisi lebih luasnya lagi, murid merdeka adalah murid yang memiliki kebebasan berpendapat, berekspresi, menunjukkan potensi, melakukan kegiatan positif bersama warga sekolah, melakukan pembelajaran sesuai minat dan bakat, tanpa ada perasaan tertekan dan terpaksa, melakukan semuanya atas dasar kesadaran dan perasaan senang.

Bagaimana ciri-ciri murid merdeka?

a. belajar atas kesadaran sendiri (inisiatif sendiri)
b. belajar tanpa adanya paksaan/ tekanan dari orang lain
c. belajar sesuai bakat dan minat sendiri
d. belajar atas dasar rasa senang dan gembira

    Memang tidak mudah untuk mewujudkan murid merdeka tersebut. Perlu banyak usaha dari berbagai pihak, tidak hanya dari pihak sekolah saja, melainkan dari pihak keluarga dan masyarakat. Pemberian dukungan/ dorongan terhadap minat seseorang sangatlah penting. Sering kali masyarakat di Indonesia masih menganggap bahwa anak yang pintar adalah anak yang nilai akademiknya bagus, terutama mata pelajaran matematika. Masyarakat luput memperhatikan bakat dan minat yang ada pada setiap individunya. Lebih berfokus pada perbaikan nilai yang jelek, tetapi lupa untuk mengembangkan nilai yang paling menonjol sudah menjadi hal lumrah di dunia pendidikan kita. Oleh sebab itu, dalam penggemblengan Calon Guru Penggerak ini, terdapat materi yang mengarahkan pada pentingnya menggali potensi setiap individu anak.

Lalu bagaimana cara mencapai visi murid merdeka di kelas?

    Pernah ingat dengan kalimat
THINK GLOBALLY, ACT LOCALLY

Berpikir secara global dan bertindak secara lokal. Memulai dari lingkup terkecil yang dapat kita ubah sedikit demi sedikit lebih baik dari pada tidak melakukan perubahan sama sekali.

    Beberapa kiat yang telah dilakukan di kelas selama ini, terutama jenjang SD adalah 
a. memberikan arahan bisa dalam bentuk cerita/ narasi tentang pentingnya belajar dan mengenali potensi diri masing-masing.
b. lebih mendekatkan diri kepada siswa (sebagai teman) agar mereka mau bercerita tentang kendala yang mereka hadapi 
c. selalu memotivasi dan memberikan contoh bahwa sukses dapat diraih tidak hanya melalui jalur prestasi akademik, melainkan dari bakat dan minat juga dapat sukses.


Bagaimana paradigma inkuiri apresiatif dapat membantu mencapai murid merdeka?

    Paradigma inkuiri apresiatif (IA) ini dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep inkuiri apresiatif ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Noble & McGrath, 2016).
 
    Dengan adanya paradigma inkuiri apresiatif ini sangat membantu dalam menggali kekuatan, kelebihan, kekurangan yang ada di sekolah sehingga bisa ditemukan banyak ide yang dapat dijadikan visi sekolah.

    Inkuiri Apresiatif itu sendiri meyakini bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan, dapat berupa potensi apapun.

Nah, perilaku apa saja yang muncul dengan adanya inkuiri apresiatif tersebut?

   Beberapa perilaku yang dimungkinkan muncul dengan adanya paradigma inkuiri apresiatif ini adalah aktif, kreatif, solutif, terbuka, dekat dengan anak-anak, berani melakukan perubahan, bisa berkolaborasi dan berkoordinasi dengan rekan guru, saling menghormati, saling memberikan apresiasi, postif thinking, ramah, dan dapat memanajemen emosi.

Demikian ulasan singkat tentang murid merdeka.
Semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar